Setelah menulis singkat soal perjalanan ke Lampung, akhirnya ada kesempatan untuk menulis cerita lengkapnya disini.
Kunjungan pertama ke Lampung adalah pada awal Desember 2012, dalam rangka tugas perusahaan selama 3 hari. Dengan menaiki Garuda Indonesia dari Palembang transit Jakarta, perjalanan ke Lampung cukup lancar hari itu. Pilihan penerbangan ke Lampung memang cukup banyak jika dibandingkan Provinsi lain di Sumsel seperti Bengkulu dan Jambi, sehingga tidak sulit untuk mengunjungi Provinsi di ujung paling selatan di Sumatera ini.
Dari Bandara Lampung yaitu Bandar Udara Raden Inten yang berada di Lampung Selatan menuju ibukota provinsi di Bandar Lampung dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan jarak tempuh 29 km. Ada taksi resmi bandara dengan kondisi baru dan pelayanan yang cukup baik disini jadi tidak usah khawatir jika butuh transportasi ke kota dengan biaya sekitar 100ribu rupiah. Sudah ada Trans Lampung juga namun untuk transportasi dalam kota cukup sulit apabila sudah malam. Pilihan hotelnya juga agak banyak dari yang biasa sampai berbintang seperti Sheraton dan Novotel.
Makanan di Lampung lumayan cukup variatif dengan sajian perpaduan masakan Jawa dan Sumatera.
Makanan di Lampung lumayan cukup variatif dengan sajian perpaduan masakan Jawa dan Sumatera.
Kuliner Lampung mirip dengan kuliner asal Palembang, sebagian besar kuliner Lampung berupa menu ikan atau makanan laut. Yang mirip dengan Palembang adalah "Pindang". Pindang adalah ikan yang dimasak dengan cara tertentu dengan tambahan
rasa asam dan sedikit rasa manis hampir mirip dengan tom yam Thailand. Namun untuk Pindang Udang disini lebih istimewa daripada di Palembang karena lebih besar-besar.
Bangunan-bangunan di Lampung ternyata agak berbeda dibandingkan kota-kota lain di Sumatera yang pernah aku kunjungi. Bangunan dan suasanaya lebih mirip dengan suasana kota-kota di Jawa, lebih ramai, lebih teratur, jalan-jalan lebih halus dan rapi serta jarang ada ruko-ruko khas Sumatera. Di Bandara maupun ditempat publik banyak juga yang berbahasa Jawa, mungkin karena memang di Lampung banyak transmigran asal Jawa.
Kesan pertama tentang Bandar Lampung menurutku kotanya cukup bersih, ramai karena merupakan jalur trans sumatera dan terdapat pelabuhan yang agak besar, kotanya berkontur (ada beberapa bagian yang berbukit-bukit) sehingga menjadikan kota ini cukup indah ditambah beberapa pilihan pantainya.
Kebetulan waktu itu pas sore hari kita mengunjungi salah satu pantai di dekat Pelabuhan Panjang, sebenarnya pantainya bagus dan agak berbeda dengan pantai umumnya soalnya ditengah lautan ada terlihat pulau-pulau kecil dan karang yang agak besar, cuma sayang agak kotor dan tidak dikelola dengan maksimal. Rasanya syahdu menyaksikan matahari tenggelam di sore itu :) . Sore itu memang sudah sepi, tapi pantai ini katanya ramai kalau pas minggu atau hari libur.
Kebetulan waktu itu pas sore hari kita mengunjungi salah satu pantai di dekat Pelabuhan Panjang, sebenarnya pantainya bagus dan agak berbeda dengan pantai umumnya soalnya ditengah lautan ada terlihat pulau-pulau kecil dan karang yang agak besar, cuma sayang agak kotor dan tidak dikelola dengan maksimal. Rasanya syahdu menyaksikan matahari tenggelam di sore itu :) . Sore itu memang sudah sepi, tapi pantai ini katanya ramai kalau pas minggu atau hari libur.
Suasana salah satu pantai di Lampung di sore hari |
Untuk mencari oleh-oleh Lampung ada tempat namanya Toko Manisan YenYen, di Teluk Betung deket Klenteng. Didekatnya juga ada toko oleh-oleh Suseno yang terkenal juga. Mereka jual segala macam oleh-oleh khas lampung seperti keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan buah, kopi, lempok, otak-otak, sambal dan banyak pilihan lain yang rasanya menurutku enak semua. Yang paling rekomended adalah kripik pisang coklat Aneka yg diproduksi Yenyen, sambal lampung yang pedes banget dan manisan buahnya. Soal harga juga standart jadi bisa borong sepuasnya :)
Dideket toko-toko oleh-oleh ini kadang ada yang jualan durian, dan bagi penggemar durian jangan lupa menyempatkan diri nyobain durian lampung yang terkenal enak (dan memang enak, tidak ada yang gagal rasanya dari sekitar 8 durian yang dibeli), apalagi kalau beruntung bisa dapat durian tembaga yang enak banget. Kalau disini nggak ada, durian juga bisa dicari ke arah Pelabuhan Panjang.
Alternatif oleh-oleh lainnya adalah Bakso Sony Lampung, yeach....bakso ini cukup terkenal disini (dan bahkan sampai Palembang) jadi sering dijadikan oleh-oleh sama teman-teman yang berkunjung ke Lampung. 1 bungkus bakso aja (sama bumbu) sekitar Rp.80.000,- Sudah cukup untuk makan teman-teman sekantor.
Next Post: Berkunjung ke Lampung (Edisi 2)
No comments:
Post a Comment