Kembali kepada Keadilan Tuhan
Telah kami singgung sebelumnya bahwa Syi'ah meyakini keadilan Tuhan dan bahwa Allah tidak berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya karena perbuatan zalim itu buruk, dan Allah jauh dan melakukan hal yang buruk.
Tuhanmu tidak. berbuat zalim kepada siapapun. (QS. 18:49)
Karena itu, jika ada sebagian yang menerima hukuman, baik di dunia maupun di akhirat, itu akibat perbuatannya sendiri.
Sekali-kali Allah tidak berbuat zalim kepada mereka, tapi mereka sendiri yang menzaliini diri mereka. (QS. 9:70)
Prinsip ini tidak hanya berlaku pada manusia, tapi mencakup semua makhluk.
Dan Allah tidak pernah menghendaki kezaliman pada semua alam. (QS. 3:108).
Dengan Demikian, ayat-ayat di atas berupa penegasan atas hukum akal dan petunjuk kepadanya.Menolak Taklif Di luar Kemampuan
Dalam pada itu, berdasarkan prinsip yang telah disebutkan terdahulu, Syi'ah meyakini bahwa Allah Swt tidak akan menugasi manusia, taklif, sesuatu yang tidak mampu dilakukannya.
Allah tidak akan mmugasi suatu jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya. (QS. 2:286)
Telah kami singgung sebelumnya bahwa Syi'ah meyakini keadilan Tuhan dan bahwa Allah tidak berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya karena perbuatan zalim itu buruk, dan Allah jauh dan melakukan hal yang buruk.
Tuhanmu tidak. berbuat zalim kepada siapapun. (QS. 18:49)
Karena itu, jika ada sebagian yang menerima hukuman, baik di dunia maupun di akhirat, itu akibat perbuatannya sendiri.
Sekali-kali Allah tidak berbuat zalim kepada mereka, tapi mereka sendiri yang menzaliini diri mereka. (QS. 9:70)
Prinsip ini tidak hanya berlaku pada manusia, tapi mencakup semua makhluk.
Dan Allah tidak pernah menghendaki kezaliman pada semua alam. (QS. 3:108).
Dengan Demikian, ayat-ayat di atas berupa penegasan atas hukum akal dan petunjuk kepadanya.Menolak Taklif Di luar Kemampuan
Dalam pada itu, berdasarkan prinsip yang telah disebutkan terdahulu, Syi'ah meyakini bahwa Allah Swt tidak akan menugasi manusia, taklif, sesuatu yang tidak mampu dilakukannya.
Allah tidak akan mmugasi suatu jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya. (QS. 2:286)
Filosofi Bencana
Berdasarkan prinsip yang sama pula Syi'ah meyakini bahwa berbagai bencana alam yang menimpa umat manusia seperti gempa bumi, angin ribut, dan sebagainya, kadang mengandung unsur hukuman, sebagaimana yang terjadi pada kaum Luth,
Maka ketika datang perkara Kami, "Kami balikkan negeri kaum Luth,", yaitu yang bagian atasnya ke bawah, dan Kami hujani dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. (QS. 11:82)
Atau yang terjadi pada kaum Saba,
Mereka berpaling, maka Kami kirim banjir besar kepada mereka. (QS. 34:16)
Tapi kadang pula sebagai peringatan kepada umat manusia agar mereka kembali ke jalan yang benar.
Telah tampak kerusakan di darat maupun di laut karena ulah tangan-tangan manusia, maka Allah akan membuat mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali. (QS. 30: 41)
Tentu bencana semacam ini adalah bagian dari kasih sayang-Nya. Sedangkan yang berupa hukuman, itu karena kesalahan manusia sendiri dan karena kejahilannya.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum sampai kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS. 13:11)
Apa yang nenimpamu berupa kebaikan datangnya dari Allah, dan apa yang menimpamu berupa keburukan datangnya dari dirimu sendiri. (QS. 4:79)62. Alam Semesta Tatanan Paling Sempurna
Syi'ah meyakini bahwa alam semesta merupakan tatanan yang paling sempurna. Semua berjalan sesuai tata tertib yang telah ditetapkan. Tidak ada penyimpangan, ketidakadilan, atau kejahatan. Kalau toh ada keburukan-keburukan pada masyarakat manusia, itu karena ulah manusia sendiri.
Sekali lagi kami tegaskan bahwa Syi'ah meyakini bahwa keadilan Ilahi merupakan prinsip dasar pandangan dunia Islam. Tanpa itu, tauhid, kenabian, dan hari akhir akan terancam.
Imam Ja'far al-Shadiq berkata:
Sesungguhnya prinsip dasar agama itu ialah tauhid dan keadilan.
Imam menambahkan:
Adapun tauhid ialah jangan membolehkan sesuatu pada Tuhari yang engkau sendiri tidak boleh melakukannya, sedang keadilan ialah jangan menisbahkan sesuatu kepada Penciptamu yang engkau sendiri dikecam karenanya. (Bihar al- Anwar, V: 17) Renungkan!.
Berdasarkan prinsip yang sama pula Syi'ah meyakini bahwa berbagai bencana alam yang menimpa umat manusia seperti gempa bumi, angin ribut, dan sebagainya, kadang mengandung unsur hukuman, sebagaimana yang terjadi pada kaum Luth,
Maka ketika datang perkara Kami, "Kami balikkan negeri kaum Luth,", yaitu yang bagian atasnya ke bawah, dan Kami hujani dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. (QS. 11:82)
Atau yang terjadi pada kaum Saba,
Mereka berpaling, maka Kami kirim banjir besar kepada mereka. (QS. 34:16)
Tapi kadang pula sebagai peringatan kepada umat manusia agar mereka kembali ke jalan yang benar.
Telah tampak kerusakan di darat maupun di laut karena ulah tangan-tangan manusia, maka Allah akan membuat mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali. (QS. 30: 41)
Tentu bencana semacam ini adalah bagian dari kasih sayang-Nya. Sedangkan yang berupa hukuman, itu karena kesalahan manusia sendiri dan karena kejahilannya.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum sampai kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS. 13:11)
Apa yang nenimpamu berupa kebaikan datangnya dari Allah, dan apa yang menimpamu berupa keburukan datangnya dari dirimu sendiri. (QS. 4:79)62. Alam Semesta Tatanan Paling Sempurna
Syi'ah meyakini bahwa alam semesta merupakan tatanan yang paling sempurna. Semua berjalan sesuai tata tertib yang telah ditetapkan. Tidak ada penyimpangan, ketidakadilan, atau kejahatan. Kalau toh ada keburukan-keburukan pada masyarakat manusia, itu karena ulah manusia sendiri.
Sekali lagi kami tegaskan bahwa Syi'ah meyakini bahwa keadilan Ilahi merupakan prinsip dasar pandangan dunia Islam. Tanpa itu, tauhid, kenabian, dan hari akhir akan terancam.
Imam Ja'far al-Shadiq berkata:
Sesungguhnya prinsip dasar agama itu ialah tauhid dan keadilan.
Imam menambahkan:
Adapun tauhid ialah jangan membolehkan sesuatu pada Tuhari yang engkau sendiri tidak boleh melakukannya, sedang keadilan ialah jangan menisbahkan sesuatu kepada Penciptamu yang engkau sendiri dikecam karenanya. (Bihar al- Anwar, V: 17) Renungkan!.
2 comments:
Ass Wr Wb
Saya setuju kalau Tuhan itu adil. Tuhan tidak akan menganiaya sedikitpun kepada hambanya. Tapi apakah anda bisa menjelaskan seorang anak miskin yang lahir di Philipina dari seorang ibu dan bapaknya Kristen. Sampai matipun dia akan menjadi kristen karena lingkungan dan internet tidak ada yang mempengaruhinya. Ada juga anak lahir cacat dan lahir dari rahim ibu yang rumahnya dibawah jembatan.Sampai matipun tetap miskin dan menderita. Dan anda dapatkah menjelaskan bahwa segala sesuatunya sudah ditetapkan Tuhan di Lauh Mahfuz dan bandingkan dengan keadilan Tuhan.
Salam
Keadilan itu adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, Menurutku, Tuhan telah menciptakan sistem yang sempurna; jika 1+1 pastilah sistem itu langsung menjadikannya 2. begitu juga kalo 1 (satu)-nya itu gak genap misalnya hanya 0.9 maka jadinya juga 1.9 bukan 2. anak yg cacat, orang miskin, jomblo abadi, dan kekurangan2 lainnya, itu hanyalah akibat yg manusia ciptakan sendiri sebabnya. sistem Tuhan hanya menjumlahkannya seperti 1+1=2 atau 0.6+0.4=1, kalo mau berubah tidak miskin lagi, ato tidak cacat lagi, jawabnya! YA, ciptakan sebab2 lain utk menjadi kaya dan tidak cacat. itulah keadilan Tuhan, "meletakkan segala sesuatu pada tempatnya".
KaLo segala sesuatu sudah ditetapkan dari SONO-nya!!! yang namanya NABI, RASUL dan KITAB suci menjadi gak ada gunanya.
bukankah mereka turun mereka untuk melakukan perubahan !!!!
Post a Comment