Update tulisan 5 tahun yang lalu:
|
grand zuri dumai |
Sekilas cerita dari perjalanan bulan lalu ke Batam dan Dumai. Kami berenam dengan teman dari bagian lain harus check on the spot di Jakarta, Batam dan Dumai. Dari Jakarta, jam 6 pagi kami baru berangkat dari Cengkareng dengan pesawat Garuda dan sampai di Bandara Hang Nadim Batam 1 jam setelahnya. Kebetulan ini adalah benar-benar pengalaman pertamaku menginjakkan kaki di Batam.
Disambut dengan bukit-bukit dan area yang baru dibuka untuk perumahan dan ruko-ruko, tanahnya berwarna kuning agak kemerahan dan agak tandus. Proyek pembangunan itupun terlihat kurang memperhatikan aspek tata kota dan lingkungan. Bukit-bukit banyak dipotong tanpa memperhatikan keamanan dan keindahan, sehingga bisa mengkibatkan rawan longsor ketika hujan. Udara juga lumayan cukup panas.
Mobil-mobil yang ada disana kebanyakan mobil-mobil bagus dari luar negeri, maklum sebagai daerah perbatasan dan free trade, banyak kendaraan dan barnang luar yang beredar disini. Sayangnya mobil-mobil ini hanya bisa dipakai di Batam saja.
Setelah pekerjaan selesai, kami menyempatkan jalan-jalan di daerah pusat perbelanjaan Nagoya (langsung lapar mata nih), yang jelas kalo mau nyari parfum, tas, jam tangan, kacamata branded dan semi branded (buatan Cina or Korea) banyak sekali disini, tinggal kitanya hati-hati biar tidak tertipu.
Siang hari kami sempat mencicipi sop ikan batam yang rasanya bener-bener enak banget. Ikannya bener-bener terasa plus ada semacam bau ikan asinnya. Malamnya kita makan di Pusat jajanan Batam di pusat kota (kotanya kecil banget ternyata) dan menikmati makanan-makanan dari laut khas batam lainnya. Cuma sayangnya, tempatnya cukup enak, lapang dan ramai tapi sayang waitressnya cantik2 tapi agak seksi. Setelah puas makan, saatnya keliling kota dan menyaksikan gemerlap Singapura dari jauh (maklum blum punya paspor jadi Cuma bisa menatap keindahannya saja).
Kayaknya meskipun sebentar, cukup puas juga untuk mengeksplorasi kota Batam….
Hari Minggu pagi, perjalanan berlanjut ke Pekenbaru dengan menaiki Citilink hanya 35 menit saja.
Capek banget rasanya, cuma gimana lagi ya (tapi karena pengalaman pertama aku coba untuk menikmatinya saja), belum lagi perjalanan ke Dumainya harus ditempuh selama 6 jam dengan jalan yang cukup berliku dan hutan-hutan yang gundul di beberapa tempat. Tampak juga mobil-mobil truk sarat muatan kayu hasil pembalakan liar yang bebas berkeliaran dengan kondisi perkampungan khas Sumatera (Cuma kayaknya masih bagus kondisi warga di Sepanjang jalan Medan-P.Berandan) dengan sawit-sawitnya, beberapa rumah panggung dan rumah-rumah dari kayu dengan jalanan yang tidak lebar dan gelap di waktu malam ( Nggak kebayang di jalan sepanjang 30km mendekati Dumai itu kalo tiba-tiba mobil kami kena mogok). Meskipun naik mobil kijang travel, tapi travel kopsi yang kami tumpangi lumayan cukup enak dan full musik lagi.Sayang waktu perjalanan pulang sopirnya ngebut banget.
Nyampe di Dumai, aku nginap di hotel Grand Zuri yang lumayan bagus karena memang baru dibuka. Dengan modelnya yang modern minimalis, cukup memberikan kenyamanan untuk beristirahat dibandingkan hotel-hotel di Dumai meskipun dengan harga yamh hampir sama (deluxe=Rp.300rb) masih gratis lagi wifi dan fitness.
Di Dumai kami sempatkan jalan-jalan ke PERTAMINA Dumai, nengokin teman-teman, kerumah dinas nya juga, jalan-jalan didekat hotel grand zuri yang merupakan kawasan pertokoan yang cukup ramai di Dumai. Tak ketinggalan jalan ke Pasar barang-barang bekas yang katanya barangnya masih bagus-bagus :)